Senin, 19 Desember 2011

Aspek Legalitas Usaha Budidaya Lele

ASPEK LEGALITAS
Legalitas untuk budidaya lele relatif mudah, sebab untuk tahap awal tidak membutuhkan aspek legal yang lengkap.  Sebagai bentuk hubungan dalam masyarakat, maka sebaiknya diperoleh ijin kepada tetangga terdekat dan Kepala Dusun.
Namun Apabila usaha sudah berkembang maka aspek legal (ijin-ijin usaha) harus sudah mulai dilengkapi. perijinan tersebut diantaranya adalah:
  1. Surat Ijin Tempat Usaha (SITU),
  2. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP), 
  3. Tanda Daftar Perusahaan (TDP),
  4. Nomor PokoknWajib Pajak (NPWP),
  5. Akte Pendirian Perusahaan melalui Notaris dan lainnya sesuai dengan kebutuhan perusahaan

Teknis Melakukan Usaha Budidaya Lele

TEKNIS MELAKUKAN USAHA
Budidaya lele dapat dilakukan di areal dengan ketinggian 1 m - 800 m dpi. Persyaratan lokasi, baik kualitas tanah maupun air tidak terlalu spesifik, artinya dengan penggunaan teknologi yang memadai terutama pengaturan suhu air budidaya masih tetap dapat dilakukan pada lahan yang memiliki ketinggian diatas >800 m dpi.  Sumber air dapat menggunakan aliran irigasi, air sumur (air permukaan atau sumur dalam), ataupun air hujan yan sudah dikondisikan terlebih dulu.  Suhu air yang ideal untuk pertumbuhan ikan lele berkisar antara 22-32°C. Suhu air akan mempengaruhi laju pertumbuhan, laju metabolisme ikan dan napsu makan ikan serta kelarutan oksigen dalam air. pH air yang ideal berkisar antara 6-9.
Budidaya ikan lele dapat dilakukan dalam bak plastik, bak tembok atau kolam tanah. Dalam budidaya ikan lele di kolam yang perlu diperhatikan adalah pembuatan kolam, pembuatan pintu pemasukan dan pengeluaran air. Bentuk kolam yang ideal untuk pemeliharaan ikan lele adalah empat persegi panjang dengan ukuran 100-500 m2. Kedalaman kolam berkisar antara 1,0-1,5 m dengan kemiringan kolam dari pemasukan air ke pembuangan 0,5%. Pada bagian tengah dasar kolam dibuat parit (kamalir) yang memanjang dari pemasukan air ke pengeluaran air (monik). Parit dibuat selebar 30-50 cm dengan kedalaman 10-15 cm.  
Sebaiknya pintu pemasukan dan pengeluaran air berukuran antara 15-20 cm. Pintu pengeluaran dapat berupa monik atau siphon. Monik terbuat dari semen atau tembok yang terdiri dari dua bagian yaitu bagian kotak dan pipa pengeluaran. Pada bagian kotak dipasang papan penyekat terdiri dari dua lapis yang diantaranya diisi dengan tanah dan satu lapis saringan. Tinggi papan disesuaikan dengan tinggi air yang dikehendaki, sedangkan pengeluaran air yang berupa siphon lebih sederhana, yaitu hanya terdiri dari pipa paralon yang terpasang didasar kolam dibawah pematang dengan bantuan pipa berbentuk L mencuat ke atas sesuai dengan ketinggian air kolam.  Saringan dapat dipasang pada pintu pemasukan dan pengeluaran agar ikan-ikan jangan ada yang lolos keluar/masuk.

Persiapan kolam tanah (tradisional)
Pengolahan dasar kolam yang terdiri dari pencangkulan atau pembajakan tanah dasar kolam dan meratakannya. Dinding kolam diperkeras dengan memukul-mukulnya dengan menggunakan balok kayu agar keras dan padat supaya tidak terjadi kebocoran. Pemopokan pematang untuk kolam tanah (menutupi bagian-bagian kolam yang bocor).  Untuk tempat berlindung ikan (benih ikan lele) sekaligus mempermudah pemanenan maka dibuat parit/kamalir dan kubangan (bak untuk pemanenan).
Memberikan kapur ke dalam kolam yang bertujuan untuk memberantas hama, penyakit dan memperbaiki kualitas tanah. Dosis yang dianjurkan adalah 20-200 gram/m2, tergantung pada keasaman kolam. Untuk kolam dengan pH rendah dapat diberikan kapur lebih banyak, juga sebaliknya apabila tanah sudah cukup baik, pemberian kapur dapat dilakukan sekedar untuk memberantas hama penyakit yang kemungkinan terdapat di kolam.  Pemupukan dengan kotoran ternak ayam, berkisar antara 500-700 gram/m2; urea 15 gram/m2; SP3 10 gram/m2; NH4N03 15 gram/m2.  Pada pintu pemasukan dan pengeluaran air dipasang penyaring Kemudian dilakukan pengisian air kolam.  Kolam dibiarkan selama ± 7 (tujuh) hari, guna memberi kesempatan tumbuhnya makanan alami.
Persiapan Kolam Tembok
Persiapan kolam tembok hampir sama dengan kolam tanah. Bedanya, pada kolam tembok tidak dilakukan pengolahan dasar kolam, perbaikan parit dan bak untuk panen, karena parit dan bak untuk panen biasanya sudah dibuat Permanen.
Penebaran Benih
Sebelum benih ditebarkan sebaiknya benih disuci hamakan dulu dengan merendamnya didalam larutan KM5N04 (Kalium permanganat) atau PK dengan dosis 35 gram/m2 selama 24 jam atau formalin dengan dosis 25 mg/l selama 5-10 menit.   Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari atau pada saat udara tidak panas.
Sebelum ditebarkan ke kolam, benih diaklimatisasi dulu (perlakuan penyesuaian suhu) dengan cara memasukan air kolam sedikit demi sedikit ke dalam wadah pengangkut benih. Benih yang sudah teraklimatisasi akan dengan sendirinya keluar dari kantong (wadah) angkut benih menuju lingkungan yang baru yaitu kolam. Hal ini berarti bahwa perlakuan tersebut dilaksanakan diatas permukaan air kolam dimana wadah (kantong) benih mengapung diatas air. Jumlah benih yang ditebar 35-50 ekor/m2 yang berukuran 5-8 cm.
Pemberian Pakan
Selain makanan alami, untuk mempercepat pertumbuhan ikan lele perlu pemberian makanan tambahan berupa pellet. Jumlah makanan yang diberikan sebanyak 2-5% perhari dari berat total ikan yang ditebarkan di kolam. Pemberian pakan frekuensinya 3-4 kali setiap hari. Sedangkan komposisi makanan buatan dapat dibuat dari campuran dedak halus dengan ikan rucah dengan perbandingan 1:9 atau campuran dedak halus, bekatul, jagung, cincangan bekicot dengan perbandingan 2:1:1:1 campuran tersebut dapat dibuat bentuk pellet.
Pemanenan
Ikan lele akan mencapai ukuran konsumsi setelah dibesarkan selama 130 hari, dengan bobot antara 200 - 250 gram per ekor dengan panjang 15 - 20 cm. Pemanenan dilakukan dengan cara menyurutkan air kolam. Ikan lele akan berkumpul di kamalir dan kubangan, sehingga mudah ditangkap dengan menggunakan waring atau lambit. Cara lain penangkapan yaitu dengan menggunakan pipa ruas bambu atau pipa paralon/bambu diletakkan didasar kolam, pada waktu air kolam disurutkan, ikan lele akan masuk kedalam ruas bambu/paralon, maka dengan mudah ikan dapat ditangkap atau diangkat. Ikan lele hasil tangkapan dikumpulkan pada wadah berupa ayakan/happa yang dipasang di kolam yang airnya terus mengalir untuk diistirahatkan sebelum ikan-ikan tersebut diangkut untuk dipasarkan.
Pengangkutan ikan lele dapat dilakukan dengan menggunakan karamba, pikulan ikan atau jerigen plastik yang diperluas lubang permukaannya dan dengan jumlah air yang sedikit.

Penanggulangan Hama Insekta
Penanggulangan hama insekta dapat dilakukan dengan pemberian insektisida yang direkomendasikan pada saat pengisian air sebelum benih ditanam. Sedangkan penanggulangan belut dapat dilakukan dengan pembersihan pematang kolam dan pemasangan plastik di sekeliling kolam.
Penanggulangan organisme pathogen dapat dilakukan dengan pengelolaan lingkungan budidaya yang baik dan pemberian pakan yang teratur dan mencukupi. Pengobatan dapat menggunakan obat-obatan yang direkomendasikan.

Pengelolaan lingkungan dapat dilakukan dengan melakukan persiapan kolam dengan baik. Pada kegiatan budidaya dengan menggunakan kolam tanah, persiapan kolam meliputi pengeringan, pembalikan tanah, perapihan pematang, pengapuran, pemupukan, pengairan dan pengkondisian tumbuhnya plankton sebagai sumber pakan. Pada kegiatan budidaya dengan menggunakan bak tembok atau bak plastik, persiapan kolam meliputi pengeringan, disenfeksi (bila diperlukan), pengairan dan pengkondisian tumbuhnya plankton sebagai sumber pakan. Perbaikan kondisi air kolam dapat pula dilakukan dengan penambahan bahan probiotik.

Faktor Kritis pada Keberhasilan usaha budidaya Lele

FAKTOR KRITIS PADA KEBERHASILAN USAHA
    Dalam budidaya lele perlu diperhatikan faktor-faktor kritis yang dapat menghambat keberhasilan usaha,  Fakto-faktor tersebut antara lain : Pemilihan bibit unggulan, Biaya pakan tinggi dan yang paling kritis adalah faktor penyakit dan predator (hama).
    Hama pada lele adalah binatang pemangsa lele. Hama yang sering menyerang lele antara lain berang-berang, ular, katak, burung, serangga, musang air, ikan gabus dan belut.Di pekarangan, terutama yang ada di perkotaan, hama yang sering menyerang hanya katak dan kucing. Pemeliharaan lele secara intensif tidak banyak diserang hama.
    Penyakit parasit adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme tingkat rendah seperti virus, bakteri, jamur, dan protozoa yang berukuran kecil.
    Bakteri Aeromonas hydrophilla dan Pseudomonas hydrophylla
    Bentuk bakteri ini seperti batang dengan cambuk yang terletak di ujung batang, dan cambuk ini digunakan untuk bergerak. Ukurannya 0,7-0,8 x 1-1,5 mikron.
    Gejala: lele yang terkena bakteri ini: warna tubuh menjadi gelap, kulit kesat dan timbul pendarahan. Lele bernafas megap-megap di permukaan air.
    Bakteri Mycobacterium fortoitum Penyakit yang disebabkan bakteri ini yaitu tuberculosis Gejalanya: tubuh ikan berwarna gelap, perut bengkak (karena tubercle/bintil-bintil pada hati, ginjal, dan limpa). Posisi berdiri di permukaan air, berputar-putar atau miring-miring, bintik putih di sekitar mulut dan sirip.
    Jamur/candawan Saprolegnia. Penyebab: jamur ini tumbuh menjadi saprofit pada jaringan tubuh yang mati atau ikan yang kondisinya lemah. Gejala: ikan ditumbuhi sekumpulan benang halus seperti kapas, pada daerah luka atau ikan yang sudah lemah, menyerang daerah kepala tutup insang, sirip, dan tubuh lainnya. Penyerangan pada telur, maka telur tersebut diliputi benang seperti kapas. Penyakit bintik putih dan gatal (Trichodiniasis) Penyebab: parasit dari golongan Ciliata, bentuknya bulat, kadang-kadang amuboid, mempunyai inti berbentuk tapal kuda, disebut Ichthyophthirius multifilis. Gejala: ikan yang diserang sangat lemah dan selalu timbul di permukaan air; terdapat bintik-bintik berwarna putih pada kulit, sirip dan insang; ikan sering menggosok-gosokkan tubuh pada dasar atau dinding kolam.
    Penyakit cacing Trematoda Penyebab: cacing kecil Gyrodactylus dan Dactylogyrus. Cacing Dactylogyrus menyerang insang, sedangkan cacing Gyrodactylus menyerang kulit dan sirip. Gejala: insang yang dirusak menjadi luka-luka, kemudian timbul pendarahan yang akibatnya pernafasan terganggu. Parasit Hirudinae Penyebab: lintah Hirudinae, cacing berwarna merah kecoklatan. Gejala: pertumbuhannya lambat, karena darah terhisap oleh parasit, sehingga menyebabkan anemia/kurang darah.
    Sumber : http://www.pustakatani.org/InfoTeknologi Gambar : http://think4blog.files.wordpress.com

Tip Keberhasilan Budidaya Lele

TIPS KEBERHASILAN USAHA
 
Tebar lele, bisa diawali dgn tebar ukuran 2-3 cm dgn kapadatan 100-150 ekor/m2, pilih lokasi dgn suhu > 26 C. Jadikan warna air menjadi hijau daun utk suplai O2 lbh baik, dgn cara pemupukan & aplikasi probiotik. Umur 90 hari akan di dpt 140 gr ( 7ekor/Kg). dgn kepadatan itu kolam dari terpal atau beton.
Sebenarnya dgn teknologi probiotik tebar lele sudah mampu sampai 400 – 500 ekor/m3. tetapi diperlukan kepiawaian dalam manajemen pengelolaan kualitas air.
Untuk ternak lele dgn tebar bibit 10.000 ekor ukuran 10-12 cm harga di pasaran Rp.250-300/ekor setidaknya diperlukan lahan 100 m2, jumlah pakan pelet 1 ton jika konversi pakan menjadi daging 90 % diestimasikan kita mendpt hasil 900 kg, masa pemeliharaan 60-80 hari.Sebaiknya pada saat 30-40 hari stlh tebar benih dilakukan sortir, krn mulai banyak bibit yg bertubuh bongsor yg sering meng-kanibal ikan yg lain.

Bentuk fisik kolam tdk terlalu utama, baik itu kolam tembok ataupun tanah. yang diutamakan dlm ternak lele adalah kualitas benih, air dan pakan.Benih sebaiknya beli dari pembenih lele langsung dan mulai dari benih yg agak besar contohnya ukuran 10-12 cm dgn kepadatan 100-150 ekor/m2, air bebas pencemaran bisa berasal dari air sungai, sumur, PAM yg sudah diendapkan. kolam sebaiknya diberi pupuk kandang,urea,tsp dan didiamkan minimal 1 minggu agar terbentuk pakan alami berupa plankton, kolam harus dlm
kondisi air tdk jalan krn lele rentan terhadap perubahan air yg terus menerus dan lele akan selalu meloncat kearah sumber air mengalir. kedalaman kolam sebaiknya 120 cm dgn ketinggian air 80 cm.pakan utama sebaiknya menggunakan pakan pabrik dgn kandungan protein >32% dan dpt diberi pakan tambahan berupa limbah peternakan ayam spt bangkai ayam,usus,telur yg gagal tetas dng terlebih dahulu dibakar/direbus.

Ukuran kolam 10×10M2 ditanami benih 10.000 ekor, diberi pakan 4 kali sehari dan 40 hari kemudian panen sekitar 1,2 ton. Kedalaman air sekitar 80 cm, kolam tidak dibeton tapi cukup tanah alami. 2 minggu setelah tabur benih, ikan dipisah-pisahkan yang ukuran besar dan yang kecil. Oya jenis lele silangan antara patin dan dumbo, saya lihat warna ikan agak putih tidak seperti lele biasa dan tidak matil, juga tidak meng-kanibal yang lainnya.
Harga benih sekitar Rp. 250/ekor, hasil diskusi dengan peternak nih, total biaya sekitar 7,5 juta (Bibit+Pakan), 40 hari tanam menghasilkan sekitar 10 Juta.

  Tips membuat pakan tambahan untuk lele, peternak lele bisa mencobanya, dgn bahan :
1. Ampas tahu
2. Katul (dedek halus) dari padi
3. Ikan Asin BS(dihaluskan)lebih bagus di rebus
dgn perbandingan 10:5:1, Jadi setiap 10 kg ampas tahu,+5kg katul,+ 1kg ikan asin bs aduk jd satu, berikan sesuai kebutuhan.
(imanpspk, http://imanpspk.wordpress.com/2007/06/11)

Prospek Usaha Budidaya Lele

PROSPEK USAHA
 
Usaha budidaya lele merupakan usaha yang dapat dijadikan sambilan yang dapat menambah penghasilan,  atau mungkin dapat dijadikan sebagai sekedar hobi.   Apabila kita menempatkan sebagai suatu budidaya, maka budidaya lele termasuk usaha yang sangat menjanjikan, sebab permintaan terhadap komoditi ini selalu tinggi.
Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air Tawar yang sudah dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia terutama di Pulau Jawa.  Hal ini dimungkinkan karena kemudahan perawatan, bahkan untuk pakannya, dapat memanfaatkan plankton, cacing, insekta, udang-udang kecil dan mollusca sebagai makanannya. Untuk usaha budidaya, penggunaan pakan komersil (pellet) sangat dianjurkan karena berpengaruh besar terhadap peningkatan efisiensi dan produktivitas.  Budidaya lele, baik kegiatan pembenihan maupun pembesaran dapat dilakukan di kolam tanah, bak tembok atau bak plastik. Budidaya di bak tembok dan bak plastik dapat memanfaatkan lahan pekarangan ataupun lahan marjinal lainnya.

sumber gambar : http://3.bp.blogspot.com

Analisa Usaha Budidaya Lele

ANALISA USAHA

Investasi Awal
a. Sewa lahan 1 tahun @ Rp 1.000.000,- = Rp 1.000.000,-
b. Bak kayu lapis plastik 3 unit @ Rp 500.000,- = Rp 1.500.000,-
c. Drum plastik 5 buah @ Rp 150.000,- = Rp 750.000,-
Total Investasi Awal = Rp 3.250.000,-.
Biaya Tetap
a. Penyusutan lahan (per tahun) Rp 1.000.000,-/1 thn = Rp 1.000.000,-
b. Penyusutan bak kayu lapis plastik (per dua tahun) Rp 1.500.000,-/2 thn = Rp 750.000,-
c. Penyusutan drum plastik (per lima tahun) Rp 750.000,-/5 thn = Rp 150.000,-
Total Biaya Tetap = Rp 1.900.000,-

Biaya Variabel
a. Pakan 4800 kg @ Rp 3700 = Rp 17.760.000,-
b. Benih ukuran 5-8 cm sebanyak 25.263 ekor @ Rp 80,- = Rp 2.021.052,63
c. Obat-obatan 6 unit @ Rp 50.000,- = Rp 300.000,-
d. Alat perikanan 2 paket @ Rp 100.000,- = Rp 200.000,-
e. Tenaga kerja tetap 12 OB @ Rp 250.000,- = Rp 3.000.000,-
f. Lain-lain 12 bin @ Rp 100.000,- = Rp 1.200.000,-
Total Biaya Variabel = Rp 24.281.052,63

Total Biaya
Total Biaya = Biaya Tetap + Biaya Variabel
= Rp 1.900.000,- + Rp 24.281.052,63
= Rp 26.181.052,63
Pendapatan Produksi
Produksi lele konsumsi 4.800 kg x Rp 7.000/kg -Rp 33.600.000,
Selengkapnya perhitungan laba rugi dapat dilihat dalam tebel sebagai berikut :
PROYEKSI LABA RUGI
KETERANGAN
 Panen 130 Hr
   (Rp)
 Total (Rp)
A.  PENDAPATAN
  33,600,000
Produksi Lele 4.800 kg @ Rp 6.000
 33,600,000



B.  BIAYA ALAT
    1,100,000
1. Bak kayu 3 unit @ Rp 500.000
      600,000
  
2. Drum Plastik 5 unit @ Rp 150.000
      300,000

3. Alat pendukung
      200,000



C.  LABA KOTOR (A - B)

  32,500,000



D.  BIAYA USAHA

1. Pakan 4.800 Kg @ Rp 3.700
 17,760,000

2. Benih 25.263 ekor @ Rp 80
   2,021,040

3. Obat-obatan 6 unit @ Rp 50.000
      300,000

4. Tenaga Kerja 2 org @ Rp 1.800.000
   3,600,000

6. Gaji Pemilik
   3,000,000

7. Lain-lain
      500,000

9. Penyusutan
      760,000

E.  TOTAL BIAYA USAHA
 27,941,040
  27,941,040
F.   LABA USAHA (C - E)
    4,558,960
G.  B E P (E/C) 100%

             0.86

Meraup Untung Dari Usaha ikan Hias

Ikan hias
Budidaya ikan hias air tawar ternyata mampu memberikan kehidupan bagi banyak orang yang menekuninya. Selain orang suka akan keindahan ikan hias ,banyak pula  orang yang menggantungkan hidupnya dari membudidayakan dan memasarkan ikan hias yang jenisnya bermacam-macam. Tak jarang beberapa petani yang semula menekuni budi daya ikan konsumsi seperti ikan nila, ikan lele,gurame dan lain sebagainya beralih menekuni budidaya ikan hias.
Semua itu dilakukan karena potensi ekonomis budidaya ikan hias lebih menggiurkan dibandingkan dengan ikan konsumsi. Dengan pola pemeliharaan dan pemberian makanan yang hampir sama dengan ikan konsumsi , budidaya ikan hias mampu menghasilkan pemasukan yang lebih besar karena harga ikan hias lebih mahal. Kunci membudidayakan ikan hias adalah telaten dan senang di dalam memeliharanya.
Jika dibandingkan dengan budidaya ikan konsumsi pemeliharaanya hampir sama sedangkan masalah penjualan  biasanya ikan konsumsi dihargai dengan sistem kiloan, ikan hias dihargai dengan sistem per ekor, dengan demikian bisnis budi daya ikan konsumsi lebih menekankan kuantitas, sehingga memerlukan lahan yang luas dan sarana yang lebih banyak.
Hasil budi daya Ikan hias lebih menekankan kualitas sehingga bisa dilakukan di lahan sempit dan bisa dilakukan sebagai usaha sampingan. Jika tidak memiliki kolam yang luas, budidaya ikan hias bisa dilakukan di dalam akuarium atau bak semen yang cukup kecil. Jika lahan yang tersedia cukup kecil, kita harus lebih selektif dalam memelihara ikan hias. Ikan-ikan hias yang dipelihara cukup yang berkualitas bagus sedangkan yang berkualitas kurang bagus harus segera diafkir karena memakan tempat.
Jenis-Jenis Ikan hias
Ikan Hias Air Tawar

Budidaya Ikan Hias
Ada banyak jenis-jenis ikan hias air tawar yang bisa Anda pilih untuk dipelihara. Pada dasarnya memelihara ikan hias air tawar ini lebih mudah dibandingan dengan yang air laut.
Namun tetap Anda harus telaten terutama dalam memastikan kebersihan lingkungan hidup ikan hias ini. Ikan hias air tawar bisa Anda pelihara di kolam maupun akuarium.
Berikut ini adalah jenis-jenis ikan hias air tawar yang sering dipelihara:
* Ikan mas koki.
Ikan maskoki adalah ikan hias air tawar yang sering dipelihara. Bentuknya yang lucu dengan kepala yang biasanya dipenuhi benjolan membuat ikan ini tampak cantik saat berenang.
Ada banyak jenis ikan maskoki yang dibudidayakan. Anda bisa mendapatkannya di toko ikan hias di daerah Anda.
Saat memelihara ikan ini, Anda harus cukup telaten karena ikan ini sangat sensitif dan mudah mati.
* Ikan oskar.
Oskar adalah ikan hias yang juga cukup familiar di antara para penggemar ikan hias di Indonesia.
Ukurannya juga cukup besar, yaitu bisa mencapai 30cm. Ikan ini merupakan ikan yang pintar dan cukup mudah dibiakkan.
Namun Anda harus berhati-hati saat memelihara ikan hias ini. Jangan satukan oskar dengan ikan kecil lainnya karena bisa dimangsa oleh oskar.
* Ikan louhan.
Ikan ini sering dikaitkan dengan keberuntungan. Konon ikan ini katanya dapat memberikan hoki bagi Anda yang memeliharanya.
Ikan ini memiliki kepala yang menonjol besar, semakin besar semakin cantik rupanya. Ikan ini berasal dari negeri tetangga kita, Malaysia.
Ikan hias yang kecil dan lucu ini sering dijadikan ikan aduan oleh anak-anak. Ikan ini memiliki berbagai jenis dengan aneka warna yang menarik.
Memelihara ikan ini, Anda sebaiknya tidak menggabungkan beberapa ikan dalam satu akuarium. Hal ini dikarenakan sifat ikan cupang yang bisa menjadi ganas dan saling berkelahi satu sama lain.
Ikan yang mirip dengan ikan mas ini biasanya dipelihara di kolam. Tubuhnya yang dihiasi dengan warna-warna indah sangat menarik saat ikan ini berenang di kolam.
Begitu Anda melemparkan makanan ke kolam, ikan ini akan segera menyembur keluar untuk berebutan makanan.
Ikan Hias Air Laut
Selain ikan hias air tawar, ada jenis-jenis ikan hias air laut yang banyak dipelihara penggemar ikan hias.
Memelihara ikan hias air laut memang lebih sulit karena Anda harus menyediakan air laut secara berkala untuk menggantikan air yang sudah kotor. Ikan hias air laut biasanya dipelihara di akuarium yang dilengkapi dengan bunga karang.
Berikut ini adalah jenis-jenis ikan hias air laut yang sering dipelihara:
* Ikan anularis.
Anularis adalah ikan air laut yang cantik dengan bentuk pipih dan lebar. Tubuh ikan ini berwarna kuning. Di kedua sisi tubuhnya terdapat garis-garis yang berwarna biru.
* Ikan blue devil.
Walau namanya cukup ekstrim, namun ikan ini termasuk ikan hias yang cantik. Tubuhnya langsing dengan warna biru berbintik putih di bagian atas. Ikan ini cukup aktif  berenang di antara karang.
* Ikan botana.
Ada banyak jenis ikan botana yang bisa menjadi pilihan Anda, yaitu botana biru, botana kasur dan botana kacamata.
Tiap jenis ini memiliki ciri khasnya masing-masing. Misalnya botana biru, memiliki warna biru dengan bentuk tubuh yang agak bulat. Sedang botana kasur memiliki warna yang mirip dengan kasur.
* Ikan betmen. Ikan ini berwarna keemasan bergaris-garis biru dengan hiasan seperti topeng di matanya. Ikan ini merupakan ikan yang unik dan cukup digemari karena warnanya yang cantik.
Masih banyak jenis-jenis ikan hias baik itu ikan air tawar maupun laut yang sering dipelihara. Anda bisa melihat semua jenis ikan hias ini di toko ikan hias.
Saat menentukan jenis ikan hias yang akan dipelihara, hendaknya Anda memahami dahulu cara-cara memelihara jenis-jenis ikan hias ini.

sumber : http://peluangusaha-oke.com

FPIK-UBH, Siapkan Sentra Produksi Ikan Hias

padangmedia.com - PADANG - Ikan koki mutiara merupakan jenis ikan mas yang mempunyai tubuh bulat dengan kepala kecil dan ekor lebar. Ikan ini berasal dari daratan cina, namun di Indonesia sudah lama dapat dibudidayakan. Pemasaran ikan ini selain di dalam negeri juga merupakan jenis ikan yang di eksport dan harganya pun cukup tinggi

"Ikan mas koki memang unik, tubuhnya bulat kepala kecil ekor lebar menjadi salah satu primadona ikan hias air tawar. Bentuknya yang gendut lucu sehingga banyak dikoleksi penggemar ikan hias. Disamping itu pemeliharaannya juga mudah dan harga terjangkau. Banyak permintaan dari penghobi, membuat ikan koki laris di pasaran. Sehingga budidaya ikan mas koki menjadi sebuah usaha yang menguntungkan," ungkap Ir. Yuneidi Basri,MSi Kepala Laboratorium Perikanan Terpadu Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta.

Saat ini Laboratorium FPIK-UBH memiliki 15 ekor induk pejantan dan 10 induk betina dan telah menghasilkan ribuan bibit ikan koki. Di laboratorium ini nantinya selain sebagai tempat praktek dan penelitian bagi mahasiswa maupun siswa SMK Perikanan/Kelautan, juga sebagai pusat pembudidayaan berbagai jenis ikan hias, mulai dari pembenihan dan pemasaran.

Menurut Yuneidi proses pemijahan tidaklah rumit, induk ikan mas koki dipilih yang bagus dan sehat, berumur + 6 bulan dengan ukuran minimum sebesar telur itik. Ciri induk yang bagus berkepala kecil tubuh bulat, sisik utuh dan tersusun rapih. Jika bergerak, ekor dan sirip akan kelihatan tegak.

Ikan mas koki pejantan dan betina dipisah sebelum memulai pemijahan. Pemijahan bisa dilakukan tiga bulan sekali dan dapat dilakukan di akuarium atau kolam bersih dengan air yang telah diendapkan + 24 jam. Kemudian letakkan eceng gondok atau jumput tali plastik untuk melekatkan telurnya. Pilihlah induk yang telah matang telur, masukkan ke dalam bak pada sore hari. Induk diambil dari satu ekor betina dan tiga ekor pejantan yang usianya sama.

"Biasanya proses pemijahan terjadi pada waktu subuh, prosesnya sangat cepat hanya sekitar 2 hingga 3 jam. Keesokan harinya telur sudah menempel pada akar enceng gondok. Induk dapat segera dipindahkan ke kolam penampungan induk, untuk menunggu sampai saat pemijahan berikutnya, karena telur tidak perlu dierami, dan juga agar telur tidak dimakan induknya," paparnya. Sekali pemijahan induk dapat menghasilkan telur 2000 - 3000 butir

Menurut Yuneidi lagi, untuk memelihara ikan mas koki diperlukan air yang bersih dan sirkulasi harus lancar. Pemberian makan berlebihan tidaklah baik karena air menjadi keruh sehingga tumbuh bakteri dan jamur yang dapat menyebabkan ikan mas koki sakit dan mati.

Ikan mas koki jangan dicampur dengan ikan jenis lain yang agresif terutama ikan-ikan kecil yang suka memburu makanan atau parasit yang menempel di tubuh ikan mas koki.

”Jika ikan yang terinfeksi sebaiknya dipisahkan untuk perawatan khusus, dengan cara pemeliharaan yang tepat disertai ketekunan dapat diharapkan penghasilan yang lumayan” ucapnya.

Minggu, 18 Desember 2011

PROGRAM PERBAIKAN (REMEDIAL)


PROGRAM PERBAIKAN
Mata Pelajaran                                     :BIOLOGI
Standar Kompetensi                           : Mengidentifikasi hubungan antar komponen dalam ekologi
Kompetensi Dasar                              : Mengidentifikasi komponen lingkungan biotik
Kelas/Semester                                    :XII/1
Jumlah peserta                                     :1 Orang
No.
Nama peserta didik
Materi yang belum tuntas
Kegiatan yang dilaksanakan
Tanda Tangan
1.









ZULKIFLI










Mengidentifikasi bentuk –bentuk hubungan dalam komponen biotic yaitu; Simbiosis mutualisme, komensalisme, parasitisme, predasi, kompetisi dan netral.
1. Menugaskan peserta didik merangkum materi yang disertai dengan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari.

2. Menugaskan peserta didik membahas soal yang berkaitan dengan materi yang dirangkum..

SKKD IPS SMK


75. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/ Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK)
A.    Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SMK/MAK mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Ekonomi, Sosiologi, dan Antropologi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.
Mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat. Kemampuan tersebut diperlukan untuk memasuki kehidupan masyarakat yang dinamis.
Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan.


B.     Tujuan
Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
1.      Memahami konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya
2.      Berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial
3.      Berkomitmen terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan
4.      Berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional, dan global.



C.    Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
1.      Manusia, tempat, dan lingkungan
2.      Waktu, keberlanjutan, dan perubahan
3.      Perilaku ekonomi dan kesejahteraan
4.      Sistem sosial dan budaya.

D.    Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
1.      Memahami kehidupan sosial manusia

1. 1      Mengidentifikasi interaksi sebagai proses sosial
1. 2      Mendeskripsikan sosialisasi sebagai proses pembentukan kepribadian
1. 3      Mengidentifikasi bentuk-bentuk interaksi sosial
2.      Memahami proses kebangkitan nasional

2. 1      Menjelaskan proses perkembangan kolonialisme dan imperialisme Barat, serta pengaruh yang ditimbulkannya di berbagai daerah
2. 2      Menguraikan proses terbentuknya kesadaran nasional, identitas Indonesia, dan perkembangan pergerakan kebangsaan Indonesia

3.      Memahami permasalahan ekonomi dalam kaitannya dengan kebutuhan manusia, kelangkaan dan sistem ekonomi
3. 1      Mengidentifikasi kebutuhan manusia
3. 2      Mendeskripsikan berbagai sumber ekonomi yang langka dan kebutuhan manusia yang tidak terbatas
3. 3      Mengidentifikasi masalah pokok ekonomi, yaitu tentang apa, bagaimana, dan untuk siapa barang dan jasa diproduksi
4.      Memahami konsep ekonomi dalam kaitannya dengan kegiatan ekonomi konsumen dan produsen termasuk permintaan, penawaran, keseimbangan harga, dan pasar


4. 1      Mendeskripsikan berbagai kegiatan ekonomi dan pelaku-pelakunya
4. 2      Membedakan prinsip ekonomi dan motif ekonomi
4. 3      Mendeskripsikan peran konsumen dan produsen
4. 4      Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran
4. 5      Menjelaskan hukum permintaan dan hukum penawaran serta asumsi yang mendasarinya
4. 6      Mendeskripsikan pengertian keseimbangan dan harga
4. 7      Mendeskripsikan berbagai bentuk pasar, barang dan jasa
5.      Memahami struktur sosial serta berbagai faktor penyebab konflik dan mobilitas sosial 
5. 1      Mendeskripsikan bentuk-bentuk struktur sosial dalam fenomena kehidupan
5. 2      Menganalisis faktor penyebab konflik sosial dalam masyarakat
6.      Mendeskripsikan kelompok sosial dalam masyarakat multikultural

6. 1      Mendeskripsikan berbagai kelompok sosial dalam masyarakat multikultural
6. 2      Mendeskripsikan perkembangan kelompok sosial dalam masyarakat multikultural
6. 3      Mendeskripsikan keanekaragaman kelompok sosial dalam masyarakat multikultural
7.      Memahami kesamaan dan keberagaman budaya

7. 1      Mengidentifikasi berbagai budaya lokal, pengaruh budaya asing, dan hubungan antarbudaya
7. 2      Mendeskripsikan potensi keberagaman budaya yang ada di masyarakat setempat dalam kaitannya dengan budaya nasional
7. 3      Mengidentifikasi berbagai alternatif penyelesaian masalah akibat adanya keberagaman budaya
7. 4      Menunjukkan sikap toleransi dan empati sosial terhadap keberagaman budaya


E.     Arah Pengembangan
Standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi arah dan landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Dalam merancang kegiatan pembelajaran dan penilaian perlu memperhatikan Standar Proses dan Standar Penilaian